Aku ingin seperti dulu

Pekan ini aku dibayangi dengan kematian...sejak vonis dokter beberapa hari yang lalu, aku menjadi semakin tak yakin apakah kita bisa bertemu kembali. Aku justru terpuruk pada saat menjelang kepulanganmu, aku tak berani bertemu dengan kondisiku seperti ini. Aku akan menjadi wanita yang tak sempurna, wanita yang tak percaya diri dengan sakitku sekarang ini.

Yan...

apakah aku masih pantas mendampingimu??? Entahlah...aku sendiri kini sedang berusaha berdamai dengan kondisiku. Kamu masih dengan setianya menemani dan menelponku setiap saat untuk menghibur dan memberikan aku semngat supaya kuat menjalani operasi.

Yan...

Aku ingin sembuh demi kamu dan mama...Aku ingin kita bisa bersama lagi, melanjutkan mimpi-mimpi indah kita beberapa tahun silam. Aku ingin mendampingimu sekolah mengambil ANT-3 yang menjadi cita-citamu dari dulu, aku ingin menjemputmu di bandara, memelukmu dengan erat dan mengucapkan selamat datang kembali kekasihku yang pernah hilang.

Yan....

Andai kamu tahu betapa aku sangat mencintaimu, betapa aku sangat merindukanmu selama ini. 1 tahun lebih tak bertemu tapi mengapa saat waktu itu hampir tiba, Allah memberikan ujian ini padaku. Minggu depan insya Allah, kamu sudah ada di Makassar tapi esok atau lusa aku pun akan menjani operasi pengangkatan tumor.

Yan....

Andai aku bisa mempercepat kedatanganmu, aku ingin kita bertemu sebelum operasiku supaya aku bisa melepas kerinduanku, supaya aku bisa meyakinkan diriku kalau ada kamu kalau aku membuka mataku nanti.

Yan...

Andai aku bisa menunda operasiku...aku ingin melakukannya supaya aku bisa melewatinya nanti bersama kamu. Aku pasti bisa lebih kuat kalau ada kamu di sampingku. Tapi aku tak punya daya, aku tak mampu, dokter tak mengizinkan aku mengambil resiko.

Yan...

Kini aku hanya pasrah pada keadaan. Aku yakin meski kamu masih jauh di sana tapi kamu mengharapkan yang terbaik buat diriku. Semoga sakit ini menjadi awal yang indah untuk hubungan kita ke depannya. Aku merindukanmu selalu, dan cinta ini akan selamanya untukmu.